A.
Pendahuluan
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, Mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu
sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat,
maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja
melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan
sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu
sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat,
maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila sistem
endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Struktur
Terdapat dua
tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan
sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ
internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar,
pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis
untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke
dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :1. Pulau Langerhans pada Pankreas2.
Gonad (ovarium dan testis)3. Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid,
serta timusB. Hormon dan fungsinya Kata hormon berasal dari bahasa Yunani
hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur
berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi
umum :1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang2. Menstimulasi urutan perkembangan3. Mengkoordinasi sistem
reproduktif4. Memelihara lingkungan internal optimal5. Melakukan respons
korektif dan adaptif ketika terjadi situasi daruratC. Klasifikasi Dalam hal
struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air
atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida
(mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan
katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam
lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron,
glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut
dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat
menembus membran sel dengan bebas.D. Karakteristik Meskipun setiap hormon
adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon
mempunyai karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga
pola berikut (1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode
24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada
pagi hari dan turun pada malam hari. (2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan
siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah
non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. (3) Tipe
sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium
serum.
Hormon
bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif
dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang
sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan
interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan
hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar
atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
B. Struktur
Terdapat dua
tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan
sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ
internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar,
pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis
untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke
dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau
Langerhans pada Pankreas
2. Gonad
(ovarium dan testis)
3. Kelenjar
adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
C. Hormon
dan fungsinya
Kata hormon
berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau
membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem
endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1.
Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2.
Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi
sistem reproduktif
4.
Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan
respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat
D.
Klasifikasi
Dalam hal
struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air
atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida
(mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan
katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam
lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron,
glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin). Hormon yang larut
dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat
menembus membran sel dengan bebas.
E.
Karakteristik
Meskipun
setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun
semua hormon mempunyai karakteristik berikut. Hormon disekresi dalam salah satu
dari tiga pola berikut (1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun
dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol
meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari. (2) Pola sekresi hormonal
pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan.
Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus
menstruasi. (3) Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan
tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam
berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon
bekerja dalam sistem umpan balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif
dan memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia. Hormon hanya mempegaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang
sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan
interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan
hormone dari kelenjar lainnya. Hormone secara konstan di reactivated oleh hepar
atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
F. Regulasi
Peran
hipotalamus dan kelenjar hipofise
Dua kelenjar
endokrin yang utama hádala hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin
dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan
sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari
area lain dalam otak dan dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam
hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan inhibiting. Hormon ini
bekerja pada sel-sel spesifik dalam kelenjar pituitary yang mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofise. Hipotalamus dan kelenjar hipofise
dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar
endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Perhatikan bahwa setiap hormon
yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar
induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar
hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon hipofise yang mengatur sekresi
hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang dipengaruhi oleh
hormon disebut kelenjar target.
Sistem umpan
balik
Kadar hormon
dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala kadar hormon telah
mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan kadar hormon lebih
jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar hormon mengurangi
perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya peningkatan sekresi ACTH
dari kelenjar pituitari anterior merangsang peningkatan pelepasan kortisol dari
korteks adrenal, menyebabkan penurunan pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar
substansi dalam darah selain hormon juga memicu pelepasan hormon dan dikontrol
melalui Sistem umpan balik. Pelepasan insulin dari pulau langerhan di pankreas
didorong oleh kadar glukosa darah.
Aktivasi
sel-sel target
Manakala
hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi dengan
satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan mediator intraselular dan
kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu mediator intraselular
adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan
dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akan
mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon
berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan berinteraksi
dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada akhirnya protein (mis.,
enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan proses selular.1.
Struktur dan fungsi hipotalamusHipotalamus terletak di batang otak tepatnya di
dienchepalon, dekat dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius)
Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan
fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan
hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon
hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung
melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke
hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara
lain:a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormonb. ACIH : Adrenocortico Inhibiting
Hormonc. TRH : Tyroid Releasing Hormpnd. TIH : Tyroid Inhibiting Hormone. GnRH
: Gonadotropin Releasing Hormonf. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormong. PTRH
: Paratyroid Releasing Hormonh. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormoni. PRH :
Prolaktin Releasing Hormonj. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormonk. GRH : Growth
Releasing Hormonl. GIH : Growth Inhibiting Hormonm. MRH : Melanosit Releasing
Hormonn. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hipotalamus
sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi
hormon-hormon hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang
bagian posterior dikontrol melalui kerja saraf.
Struktur dan
Fungsi Hipofise
Hipofise
terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval
dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior,
merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise.
Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3
bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga
neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus
posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus
intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan
posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi
yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon
(MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan
jenis hormon yang disekresi yaitu:
1.
Sel-sel
somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter 350-500
nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan
hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.
2.
Sel-sel
lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm,
menghasilkan prolaktin atau laktogen.
3.
Sel-sel
Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori dengan diameter
50-100 nm, menghasilkan TSH.
4.
Sel-sel
gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori,
menghasilakan FSH dan LH. Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550
nm, merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH.
5.
Sel
nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% “sel kelenjar hipofise
tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan karena itu
disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan
erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang berfolikel.Hipofise menghasilkan
hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi
hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada
organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung
aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
KELENJAR
TIROID
A. STRUKTUR
KELENJAR TIROID
Kelenjar
tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid,
disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18
gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan
lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai
lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di
dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea
superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan
percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan
percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai
darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan
kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar
tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi
ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang
dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel
membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk
Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin
atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat
dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon
T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding
Iodine).
B. FUNGSI
KELENJAR TIROID
Fungsi
hormon-hormon tiroid antara adalah:
1. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan
T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen
dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan
testes
2.
Kedua hormon
ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya
reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat
dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah
menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
3.
Memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
4.
Mempertahankan
sekresi GH dan gonadotropin
5. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap
jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.f.
Merangsang pembentukan sel darah merahg. Mempengaruhi kekuatan dan ritme
pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai
jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum
dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi
sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah
akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium
serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet
kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
KELENJAR
PARATIROID
Kelenjar
paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar
tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini
terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon
mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ :argetnya adalah tulang,
ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi
tulang sehingga kalsium serum :neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan
vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi
kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan
reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3
dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih
besar terhadap tulang. Factor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium
serum di samping tentunya PTSH.
KELENJAR
PANKREAS
Pankreas
terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar
2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan
splenikus.
Pankrea
berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin
didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis
sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta
yang menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun
fungsinya belum jelas diketahui.
Organ
sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Glukagon dan
insulin memegang peranan penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan
lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat ,dipengaruhi oleh kedua
hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak belakang. Kalau secara
umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon
meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah
rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukoagon ini juga sama dengan
efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon
merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan
transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan
glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam metabolisme lemak, glukagon
meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak). Dalam menurunkan kadar gula darah,
insulin sebagai hormon anabolik terutama akan meningkatkan difusi glukosa
melalui membran sel di jaringan.
KELENJAR
ADRENAL
Terletak di
kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena
letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal
karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal
terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya
menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang
esensial untuk kehidupan.
1.
Korteks
adrenal
Korteks adrenal esensial untuk bertahan
hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks
adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan androgen.
2.
Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama
adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini
mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan
ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung..
3.
Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona
fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol
mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms glukosa
(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein;
keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap
stresor.
4.
Hormon seks
Korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil
steroid seks dari zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen
dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh
gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan
gejala klinis.
KELENJAR
GONAD
Terbentuk
pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima.
Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada
minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada
masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat
penurunan inhibisi steroid.
1.
Testis
Dua buah
testis ada dalam skrotum.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron dan
estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan
spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan
spermatogenesis.Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron
melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan
estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi
berlangsung di tubulus seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang
diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon
ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan
bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut
tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif
2.
Ovarium
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan
hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan
ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk
dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan
proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa
folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein
korpus luteum.
HORMON UTAMA
Hormon
|
Yang Menghasilkan
|
Fungsi
|
Aldosteron
|
Kelenjar adrena
|
Membantu mengatur keseimbangangaram & air dengan cara menahangaram
& air serta membuang kalium
|
Hormon
antidiuretik
(vasopresin)
|
Kelenjar hipofisa
|
-
Menyebabkan ginjal menahan air
-
Bersama dengan aldosteron,membantu mengendalikan tekanandarah
|
Kortikosteroid
|
Kelenjar Adrenal
|
Memiliki efek yg luas di seluruhtubuh, terutama sebagai:
-
Anti peradangan
-
Mempertahankan kadar gula darah,tekanan darah & kekuatan otot
-
Membantu mengendalikankeseimbangan garam & air
|
Kortikotropin
|
Kelenjar hipofisa
|
Mengendalikan pembentukan & pelepasan hormon oleh
korteksadrenal
|
Eritropoietin
|
Ginjal
|
Merangsang pembentukan sel darahmerah
|
Estrogen
|
Indung telur
|
Mengendalikan perkembangan ciriseksual & sistem reproduksi wanita
|
Glukagon
|
Pankreas
|
Meningkatkan kadar gula darah
|
Hormon
pertumbuhan
|
Kelenjar hipofisa
|
-
Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan
-
Meningkatkan pembentukan protein
|
Insulin
|
Pankreas
|
-
Menurunkan kadar gula darah
-
Mempengaruhi metabolismeglukosa, protein & lemak diseluruh tubuh
|
LH (luteinizing hormon)
FSH (follicle- stimulating hormon)
|
Kelenjar hipofisa
|
-
Mengendalikan fungsi reproduksi(pembentukan sperma &sementum,
pematangan sel telur,siklus menstruasi
-
Mengendalikan ciri seksual pria &wanita (penyebaran
rambut, pembentukan otot, tekstur &ketebalan kulit, suara dan bahkanmungkin
sifat kepribadian)
|
Oksitosin
|
Kelenjar hipofisa
|
Menyebabkan kontraksi otot rahim& saluran susu di payudara
|
Hormon paratiroid
|
Kelenjar paratiroid
|
-
Mengendalikan pembentukan tulang
-
Mengendalikan pelepasan kalsium& fosfat
|
Progesteron
|
Indung telur
|
-
Mempersiapkan lapisan rahimuntuk penanaman sel telur yg telahdibuahi
-
Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan susu
|
Polaktin
|
Kelenjar hipofisa
|
Memulai & mempertahankan pembentukan susu di kelenjar susu
|
Renin & angiotensin
|
Ginjal
|
Mengendalikan tekanan darah
|
Hormon tiroid
|
Kelenjar tiroid
|
Mengatur pertumbuhan, pematangan& kecepatan metabolisme
|
TSH(Tyroid-Stimulating
Hormon)
|
Kelenjar hipofisa
|
Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh
kelenjar tiroid
|
PATOFISIOLOGI
UMUM GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
Untuk
memudahkan pengertian kita tentang patofisiologi pada berbagai kelainan
kelenjar endokrin, berikut akan dihantarkan gambaran sepintas tentang
patofisiologi umum gangguan endokrin, mengingat fungsi sistem endokrin yang
kompleks dan rumit mencakup mekanisme kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan
balik yang negatif yang sudah barang tentu akan mempengaruhi perjalanan
penyakit.
Seperti
lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku
hal yang sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:
Peradangan
atau infeksi
Tumor atau
keganasan
Degenerasi
Idiopatik
Dampak yang
ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar endokrin dapat
berupa:
Perubahan
bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal
Peningkatan
sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering diistilahkan
dengan hiperfungsi kelenjar.
Penurunan
sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan diistilahkan dengan
hipofungsi kelenjar.
Adanya
hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise sebagai master of gland dengan
kelenjar targetnya, hipofise terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ
sasaran dengan kelenjar target, memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat
lebih dari satu; artinya mungkin saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran,
atau pada kelenjar target, ataupada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh
karena itu, untuk tujuan kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap
kasus akan di dipaparkan kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer,
sekunder,atau tertier.
penyebab
yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil hormon itu
sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya.
Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti
penggunaan obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang
dapat mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH
(hormon hipofise) pada serum yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal
sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut
sekunder.Disebut penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal
sendiri. Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas.
Misalnya, pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang
sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi
berbagai kelainan endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan
baik.Efek dari setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap
jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau organ sasarannya.Fungsi
organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.
PENUTUP
Terdapat dua
tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan
sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ
internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar,
pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis
untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke
dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau
Langerhans pada Pankreas
2. Gonad
(ovarium dan testis)
3. Kelenjar
adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timus
Hormon
diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam
lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis.,
dopamin, norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid
(mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan
tironin (mis., tiroksin).
DAFTAR
PUSTAKA
J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang
: Binarupa Aksara
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta
: EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi
Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC
Sherwood L. Human Physiology : Principles of
Endocrinology. 7thed. Canada : Brook/Cole Cengage. 2010.
Tortora GJ,
Derrickson Bryan. Principles of Anatomy and Physiology : The Endocrin System.
12thed. Denver : John Wiley & Sons. 2009.