Hidrosefalus
adalah keadaan penimbunan cairan serebrospinal dalam rongga intra cranial yang
ditandai dengan pembesaran kepala pada bayi dan anak kecil ( Nelson, 1993 ).
B. ANATOMI
FISIOLOGI ( Silvia A Price, 1995 )
Ruangan cairan
serebrospinalis mulai terbentuk pada minggu ke lima masa embrio,
yang terdiri
atas sistem ventrikel, sisterna magna pada dasar otak dan ruang subaraknoid
yang meliputi seluruh susunan saraf. Cairan serebrospinal yang dibentuk dalam
ventrikel oleh pleksus koroidalis kembali dalam peredaran darah melalui kapiler
dalam piameter dan araknoid yang meliputi susunan saraf pusat. Hubungan antara
sistem ventrikel dan ruang araknoid tersebut melalui foramen magendie di median
dan foramen luschka disebelah ventrikel ke IV.
C. PEMBAGIAN
/ TIPE
Hidrosefalus
dibedakan atas dua tipe :
1.
Hidrosefalus Obstruktif
Dikatakan hidrosefalus
obstruktif bila tekanan cairan serebrospinalis yang meningka disebabkan karena
adanya obstruksi pada salah satu tempat pembentukan cairan serebrospinalis.
2. Hidrosefalus
Komunikans
Bila tekanan cairan
serebrospinalis meningkat tanpa adanya penyumbatan pada sistem ventrikel.
D. ETIOLOGI
Penyebab sumbatan pada aliran cairan serebrospinalis yang sering terdapat adalah kelainan bawaan , infeksi, neoplasma dan perdarahan.
Penyebab sumbatan pada aliran cairan serebrospinalis yang sering terdapat adalah kelainan bawaan , infeksi, neoplasma dan perdarahan.
1.
Kelainan bawaan
a.
Stenosis akuaduktus sylvii
Merupakan penyebab terbanyak pada bayi dan anak
b.
Spina bifida dan kranium bifida
Berhubungan dengan sindrom Arnold – Chiari akibat
tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan serebelum letaknya
lebih rendah sehingga menutupi foramen magnum.
c.
Sindrom Dandy – Walker
d.
Kista araknoid
e.
Anomali pembuluh darah
2.
Infeksi
Akibat adanya infeksi menimbulkan perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi
subaraknoid.
Akibat adanya infeksi menimbulkan perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi
subaraknoid.
3.
Neoplasma
4.
Perdarahan
E. PATOFISIOLOGI
F. GEJALA
KLINIK
1.
Early Infant
· Pertumbuhan
kepala yang tidak normal
· Fontanel
menonjol Vena di kepala melebar
· Sutura
melebar
· Pada
palpasi terdengar bunyi " Cracked- pot "
· Dahi
menonjol
2.
Later Infant
· Pembesaran
Frontal
· Penekanan
Mata ( Sunset sign )
· Gerakan
Bola Mata tidak teratur
· Pupil
terlambat berespon terhadap cahaya
3.
Infant
· Irritability
· Lethargy
· Menangis
bila diletakkan terbaring
· Reflek
awal anak timbul
· Bila
cepat berkembang, Hidrocephalus dapat menyebabkan :
-
Sulit minum atau menelan
-
Menagis nyaring, Singkat, Melengking
-
Emesis
-
Somnolen
-
Kejang
-
Cardio Pulmonari yang membingungkan
4.
Childhhood
· Headache
/Nyeri kepala saat bangun
· Emesis
· Edema
pupil
· Strabismus
· Tanda
Ekstrapiramidal : ataxsia
· Irritable
· Letargy,
Apatis
· Bingung
G. PENATALAKSANAAN
MEDIS
Ada tiga prisip pengobatan :
1. Mengurangi
produksi cairan Serebro Spinalis
2. Memperbaikihubungan
tempat produksi cairan serebrospinalis dan tempat absorbsi
3. Pengeluaran
cairan serebrospinalis ke dalam organ ekstrakranial dengan pilihan tindakan :
a.
Shunt/ drainase Ventrikulo peritoneal
-
Mengalihkan cairan serebrospinalis dari
ventrikel lateral atau sub arachnoid ke rongga peritoneal
-
Tube/ slang dipasang dari ventrikel lateral ke
lobang burr occipital secara subcutan terus ke leher dan ke daerah spinal dan
terus ke rongga peritoneal dengan membuat insisi kecil dibawah kwadran bawah
sebelah kanan
-
Tekanan katub satu arah dan sangat peka terhadap
peningkatan tekanan intrakranial
-
Cara ini adalah cara yang mendekati sempurna
karena lebih mudah, komplikasinya rendah serta mudah untuk melakukan perbaikan
atau revisi bila terjadi penyumbatan. Cairan dialirkan dari tempat steril ke
rongga yang steril juga.
b.
Shunt/ drainase Ventrikulo pleural
-
Tube/slang dipasang dari ventrikel lateral yang
besar ke lobang burr yang di daerah parietal dari tengkorak
-
Kemudian di pasang dibawah kulit dibelakang
telinga dan kemudian masuk ke vena Kava Superior dan selanjutnya masuk ke
atrium kanan
-
Tekanan katup searah, yang peka dan akan
tertutup untuk mencegah reflux darah ke dalam ventrikel dan akan terbuka saat
tekanan ventrikel naik, sehingga serebrospinalis lewat dan masuk ke dalam
aliran darah.
c.
Shunt/drainase Ventrikulo atrial
-
mengalihkan cairan serebro spinalis ke rongga
pleural
-
Indikasi pada saat ventrikulo peritoneal Shunt
atau ventrikulo atrial shunt tidak dapat digunakan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a.
Biodata : Terjadi pada bayi dan anak
b.
Riwayat Kesehatan
1)
Prenatal: Adanya infeksi intra Uterin/
Kongenital
2)
Post Natal : Perdarahan, Neoplasma.
c.
Pemeriksaan Fisik
Masa bayi :
-
Kepala membesar , Fontanel Anterior menonjol,
Vena pada kulit kepala dilatasi dan terlihat jelas pada saat bayi menangis,
terdapat bunyi Cracked- Pot ( tanda macewen ),
-
Mata melihat kebawah (tanda setting – sun ) ,
mudah terstimulasi, lemah, kemampuan makan kurang, perubahan kesadaran,
opistotonus dan spatik pada ekstremitas bawah
-
Pada bayi dengan malformasi Arnold- Chiari, bayi
mengalami kesulitan menelan, bunyi nafas stridor, kesulitan bernafas, Apnea,
Aspirasi dan tidak reflek muntah.
Masa Kanak-Kanak
-
Sakit kepala, muntah, papil edema, strabismus,
ataxsia mudah terstimulasi , Letargy, Apatis, Bingung, Bicara inkoheren.
d.
Pemeriksaan Diagnostik
1)
Lingkar Kepala pada masa bayi
2)
Translumiasi kepala bayi, tampak pengumpulan
cairan serebrospinalis yang abnormal
3)
Perkusi pada tengkorak bayi menghasilkan
"suara khas"
4)
Opthalmoscopi menunjukan papil edema
5)
CT Scan
6)
Foto Kepala menunjukan pelebaran pada fontanel
dan sutura serta erosi tulang intra kranial
7)
Ventriculografi ( jarang dipakai ) : Hal- hal
yang Abnormal dapat terlihat di dalam sistem ventrikular atau sub - arakhnoid
8)
Perkembangan Mental/ Psikososial
-
Tingkat perkembangan
-
Mekanisme koping
-
Pengalaman di rawat di Rumah Sakit
e.
Pengetahuan Klien dan Keluarga
-
Hidrosephalus dan rencana pengobatan
-
Tingtkat pengetahuan
2. Diagnosa
Keperawatan ( Suriadi , 2001 ; 140 ),( Greenberg, 1998 )
a.
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan meningkatnya volume cairan serebrospinal, meningkatnya tekanan intra
kranial
b.
Resiko injuri berhubungan dengan pemasangan
shunt
c.
Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan adanya
tindakan untuk mengurangi tekanan intra kranial, meningkatnya tekanan intra
kranial
d.
Resiko infeksi berhubungan dengan efek
pemasangan shunt
e.
Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi
yang mengancam kehidupan anak
f.
Antisipasi berduka berhubungan dengan kehilangan
anak
3. Perencanaan
a.
Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan
dengan meningkatnya volume cairan serebrospinal meningkatnya tekanan intra
kranial
Tujuan : Perfusi
jaringan serebla adequat
Kriteria Evaluasi
:
-
Tanda Neurologis stabil (Tidak ada kejang ,
Tidak ada Pusing)
-
Perdarahan
-
Cairan Serebro Spinal Lancar
Intervensi :
1)
Observasi tanda-tanda peningkatan tekanan intra
kranial
2)
Kaji data dasar neurologi
3)
Hindari pemasangan infus pada vena kepala jika
terjadi pembedahan
4)
Tentukan posisi anak : a. tempatkan pada posisi terlentang
b. tinggikan kepala
5)
hindari penggunaan obat-obat penenang
6)
Jangan pernah memompa shunt untuk mengkaji
fungsi dari shunt
7)
Ajarkan keluarga tanda-tanda peningkatan tekanan
intra kranial
b.
Risiko tinggi untuk terjadinya infeksi
sehubungan dengan penggunaan system pengairan (
pemasangan shunt ) dan proses pembedahan
pemasangan shunt ) dan proses pembedahan
Tujuan : Klien
tidak mengalami infeksi
Kriteria Evaluasi
:
-
Suhu, Nadi dalam batas Normal
-
Tidak ada Oedema , Tidak ada Nyeri, Tidak ada
kemerahan
Intervensi :
1)
Kaji tanda-tanda infeksi, muntah, respon dan
aktifitas
2)
Berikan antibiotik sesuai anjuran
3)
Perhatikan daerah sekitar insisi untuk
menghhindari kebocoran
4)
Gunakan tekhnik aseptik dalam merawat luka
5)
Perhatikan kebersihan anak
c.
Risiko tinggi terjadinya kerusakan integritas
kulit/ Injuri sehubungan dengan penekanan dan ketidakmampuan untuk menggerakkan
kepala
Tujuan : Klien akan menunjukan integritas kulit yang baik
Intervensi :
1)
Berikan perawatan kulit
2)
Laporkan segera bila terjadi perubahan tanda-tanda
vital ( atau tingkah laku )
3)
Monitar daerah sekitar operasi terhadap adanya
tanda-tanda kemerahan atau pembengkakan
4)
Pertahankan terpasangnya kondisi shunt tetap
baik, jika kondisi shunt yang tidak baik, maka segera untuk berkolaborasi untuk
pengangkatan atau penggantian shunt
5)
Lakukan pemijatan pada selang shunt untuk menghindari
sumbatan pada awalnya.
d.
Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan dengan
kurang informasi tentang keadaan yang krisis
Tujuan : Keluarga klien akan menerima support dengan
adekuat
Kriteria Hasil :
-
keluarga menerima keadaan anaknya
-
terlihat memberikan dukungan selama perawatan
-
dapat mendeteksi tanda resiko tinggi
Intervensi :
1)
Jelaskan kepada keluarga bahwa mereka sangat
berarti bagi perawat
2)
Jelaskan kegiatan rutin yang akan dilakukan
kepada anak
3)
Jelaskan dimana mereka dapat bertanya atau
mendapat sesuatu untuk memenuh kebutuhan anak
4)
jelaskan tentang penyakit, tindakan dan prosedur
yang akan dilakukan
5)
Berikan kesempatan pada orang tua atau anggota
keluarga untuk mengekspresikan perasaan
6)
Berikan dorongan pada orang tua untuk membantu
perawatan anak
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan anak dengan hydrosefhalus didasarkan pada rencana yang telah ditentukan dengan prinsip :
Pelaksanaan tindakan keperawatan anak dengan hydrosefhalus didasarkan pada rencana yang telah ditentukan dengan prinsip :
a.
Mempertahankan perfusi jaringan serebral tetap
adequat
b.
Mencegah terjadinya injuri dan infeksi
c.
Meminimalkan terjadinya persepsi sensori
d.
Mengatasi perubahan proses keluarga dan antisipasi
berduka
5. Evaluasi
Setelah tindakan keperawatan dilaksanakan evaluasi proses dan hasil mengacu pada kriteria evaluasi yang telah ditentukan pada masing-masing diagnosa keperawatan sehingga :
Setelah tindakan keperawatan dilaksanakan evaluasi proses dan hasil mengacu pada kriteria evaluasi yang telah ditentukan pada masing-masing diagnosa keperawatan sehingga :
Ø
masalah teratasi atau tujuan tercapai
Ø
masalah teratasi atau tercapai sebagian
Ø
masalah tidak teratasi/tujuan tidak tercapai
DAFTAR PUSTAKA
Donna, L. Wong, (
1990 ), Clinical Manual of Pedriatric Nursing, The CV Mosby Company, Toronto
Greenbeng, C S (
1998 ), Nursing Care Planning Guides for Children, Williams & Williams
Sydney
Nelson, ( 1992 )
, Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
Price, Sylvia, (
1995 ), Patofisiologi, EGC, Jakarta
Suriadi & Rita Y ( 2001 ), Asuhan
Keperawatan Anak Edisi I, CV Agung Seto, Jakarta